
Oleh : Chozin Amrullah
(Alumnus Ohio University dan UGM)
Mendengar kata-kata jihad, asosiasi kita pasti akan menuju pada sebuah pertempuran yang dahsyat dengan senjata yang dilakuakn untuk membela agama. Atau dalam istilah yang lebih khusus disebut perang sabil. Kemudian terminolgi yang sangat koheren denganya adalah “hidup mulia atau mati syahid” (‘Isyy kariiman Auw Mut Sahiidan). Dalam kamus bahasa inggris kata jihad diterjemahkan dengan sebutan holy war (perang suci), semakin mempersepsikan jihad dalam makna yang mengerikan. Maka tak heran jika bagi dunia barat jihad merupakan kata-kata yang sangat ditakuti dan berkonotasi sangat negatif. Identik dengan perang, parang, pedang dan kematian mengerang.
Memang jihad bisa saja di maknai dengan perang mempertahankan agama dari orang kafir atau musyrik. Jihad dalam konteks ini, dalam terminologi Arab sering di sebutkan dengan qital atau sabilillah, sebagaimana dalam sebuah hadits di sebutkan :
Man qootala litakuna kalimatullahi hiyal ulya fa huwa fi sabilillah
“Barang siapa yang berperang (qootala) untuk menegakan kalimat Allah, maka itu sabilillah”. (HR. Bukhari, Muslim dan Abu Dawud)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar